Ini hari ke
5, 22 jam 3 menit dan sekian detik aku
menunggu ponselku menyanyikan paradise
kiss-YUI.
Bunga rumput
bergoyang diterpa angin, danau itu kembali mengering seperti dulu. Seperti biasa
aku masih suka duduk disini- menunggu seseorang. Tapi kali ini bukan orang yang sama.
Ini hari ke 5,
22 jam 11 menit sekian detik masih menunggu kabar yang tak kunjung datang-
tentang seorang yang membuatku terbata mengeja arti kata. Dia masih belum tahu
suaranya membuat mataku berkaca-kaca hari itu, detik itu.
Dua ekor
burung mematuk tanah danau yang kering. Angin menerbangkan ujung kerudung
hijauku.
Ini hari ke
5, 22 jam 26 menit sepersekian detik aku menyimpan rindu pada lipatan hati yang
tersimpan rapi. Aku masih ingat betul katanya hari itu- saat berpamitan, yang
terpenting kita harus saling mendoakan, bukankah begitu???.
Ku harap dia baik
disana.
Gerimis menyanyikan
lagu rindu. Dua ekor burung terbang mencari perlindungan. Angin menerpakan
gerimis di wajahku, dingin.
Ponselku bernyanyi.
Sensorik membawa ibu jariku menekan
tobol jawab, tangan kananku terangkat, ponselku talah mendekat di telinga
kananku.
Kurasa senja
ini, gerimis pindah ke mataku,
Angin
membawa sinyal-sinyal elektrik yang berubah menjadi analog-analog suara yang
berbisik pelan “Aku rindu”.