Selasa, 07 Agustus 2012

Menanti Waktu

 

Ini hari ke 5, 22 jam 3 menit dan sekian detik  aku menunggu ponselku menyanyikan paradise kiss-YUI.

Bunga rumput bergoyang diterpa angin,  danau itu  kembali mengering seperti dulu. Seperti biasa aku masih suka duduk disini- menunggu seseorang. Tapi kali ini bukan orang yang sama.

 

Ini hari ke 5, 22 jam 11 menit sekian detik masih menunggu kabar yang tak kunjung datang- tentang seorang yang membuatku terbata mengeja arti kata. Dia masih belum tahu suaranya membuat mataku berkaca-kaca hari itu, detik itu.

Dua ekor burung mematuk tanah danau yang kering. Angin menerbangkan ujung kerudung hijauku.

 

Ini hari ke 5, 22 jam 26 menit sepersekian detik aku menyimpan rindu pada lipatan hati yang tersimpan rapi. Aku masih ingat betul katanya hari itu- saat berpamitan, yang terpenting kita harus saling mendoakan, bukankah begitu???. 

Ku harap dia baik disana.

Gerimis menyanyikan lagu rindu. Dua ekor burung terbang mencari perlindungan. Angin menerpakan gerimis di wajahku, dingin. 

Ponselku bernyanyi. 

Sensorik membawa ibu jariku menekan tobol jawab, tangan kananku terangkat, ponselku talah mendekat di telinga kananku.

Kurasa senja ini, gerimis pindah ke mataku,

Angin membawa sinyal-sinyal elektrik yang berubah menjadi analog-analog suara yang berbisik pelan  “Aku rindu”.